· By Alamii Marketing Team
Anak Susah Makan? Hati-Hati Stunting lho
Hi Moms, Apakah saat ini Moms khawatir dengan pola makan si Kecil? Sebagai ibu, tentu ingin memberikan yang terbaik, termasuk dalam pemberian nutrisi. Namun, jika anak sulit makan, hal ini bisa menjadi awal dari masalah serius, seperti stunting.
Di artikel ini, Moms akan mengetahui lebih jauh tentang stunting, pencegahanya, serta bagaimana pola makan memengaruhi kesehatan anak, Yuk, simak artikel ini selengkapnya!
Kenali apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang kurang dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Secara sederhana, stunting merupakan yang digunakan untuk gangguan pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi kronis, yang terjadi karena kondisi irreversible atau tidak dapat disembuhkan, terutama setelah anak mencapai usia 2 tahun.
Stunting terbagi dalam dua kategori, stunted (z-score < -2.00) dan severely stunted (z-score < -3.00). Kondisi ini menunjukkan kekurangan gizi signifikan yang berpengaruh terhadap perkembangan perkembangan fisik dan kognitif anak.
Baca Juga : Dukung Inklusivitas, Alamii Gandeng GERKATIN untuk Teman Tuli
Penyebab Stunting
Sumber : Kemenkes
Penyebab paling umum dari stunting adalah kekurangan zat gizi, akibat dari asupan nutrisi tidak adekuat dan/atau infeksi kronis yang terjadi dalam 1000 HPK. Setelah mengetahui penyebab umum stunitng, Moms perlu memperhatikan dan memenuhi kebutihan nutrisi Si Kecil. Moms juga perlu mengetahui cara mengatasi susah makan pada anak, yang sering menjadi masalah umum terutama pada balita.
Selain masalah susah makan, ada dua faktor utama yang menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan anak, yaitu kurangnya asupan gizi ibu semasa kehamilan dan asupan nutrisi anak tidak adekuat :
1. Kurangnya Asupan Gizi pada Ibu Hamil
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi kesehatan janin, bsia disebabkan karena asupan makanan yang kurang dan nutrisi yang sedikit menghambat pertumbuhan janin, bahkan setelah lahir. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
2. Kebutuhan Gizi Anak Tidak Tercukupi
Kondisi ini dapat terjadi pada anak di bawah 2 tahun jika hanya bergantung pada ASI. Asupan nutrisi perlu dilengkapi dengan MPASI. Kekurangan makanan, terutama yang kaya protein, zinc, dan zat besi, dapat memicu stunting pada anak di bawah lima tahun.
3. Penyebab Lainya
Selain kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dan kebutuhan gizi anak yang tidak memadai, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya stunting, antara lain :
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi
- Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
- Kenaikan berat badan ibu yang tidak ideal
- Keterbatasan akses kesehatan
- Anak menderita penyakit yang menghambat penyerapan zat gizi atau malabsorbsi
Kenali Gejala Stunting pada Anak
Anak yang memiliki postur tubuh pendek tidak selalu menunjukan gejala stunting. Anak dapat dikatakan mengalami gangguan pertumbuhan jika tinggi badan berada di bawah rentang standar tinggi normal berdasarkan usianya melalui pemeriksaan rutin. Selain postur tubuh pendek, ciri-ciri lain dari stunting adalah sebagai berikut :
- Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat
- Kurangnya kenaikan berat badan yang bahkan cenderung menurun
- Kesulitan fokus dan mengingat pembelajaran
- Fase pertumbuhan gigi yang lebih lambat pada anak
- Rentan terhadap berbagai penyakit
- Dalam jangka panjang, anak perempuan berpotensi mengalami keterlambatan menstruasi
Baca Juga : Terlalu Protektif? Yuk Pahami Fenomena Eggshell Parenting!
Pahami Peran Orang Tua dalam Pencegahan Stunting
Seperti yang telah dijelaskan, stunting merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian. Lalu, bagaimana peran orang tua dalam menangani stunting pada Si Kecil?
1. Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Masa Kehamilan
Upaya pencegahan stunting dimulai dengan memastikan kecukupan gizi sejak masa kehamilan. Ibu hamil disarankan untuk selalu mengonsumsi makanan bergizi dan suplemen sesuai dengan petunjuk dokter.
2. Asupan ASI Eksklusif yang Cukup Untuk Bayi Hingga Usia 6 Bulan
ASI eksklusif dapat mengurangi kemungkinan terjadinya stunting karena kandungan mikro dan makronutrien yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, Moms disarankan untuk memberikan ASI eksklusif kepada si Kecil selama 6 bulan pertama. ASI juga mengandung protein dan kolostrum, yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi
3. Penuhi Nutrisi Anak dengan MPASI
Ketika bayi sudah mencapai usia 6 bulan, Moms dapat mulai memberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Dalam memberikan MPASI, pastikan makanan yang dipilih memenuhi kebutuhan nutrisi yang sebelumnya hanya didapatkan dari ASI.
4. Pantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Mengetahui anak yang mengalami stunting tidaklah sulit. Anak biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
Bawa Si Kecil secara rutin ke posyandu atau klinik khusus anak. Ini akan memudahkan Moms dalam mengetahui gejala awal stunting dan penanganannya, serta memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap.
5. Jaga Kebersihan Lingkungan
Lingkungan dengan sanitasi buruk, seperti MCK tidak sehat dan pembuangan limbah yang buruk, meningkatkan risiko infeksi. Lalat yang membawa bakteri E. coli dari feses bisa mencemari makanan dan air, menyebabkan diare berulang pada anak-anak. Diare ini berkontribusi pada malnutrisi, penyebab utama stunting.
6. Berikan Snack yang Tepat untuk Anak
Moms, selain makanan bergizi, snack yang tepat juga penting untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil. Snack sehat dari Alamii kaya nutrisi yang bergizi tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh anak dalam masa tumbuh kembangnya.
Moms dapat dengan mudah menemukan snack sehat dari Alamii, seperti Alamii Puff, Alamii Lil’ Puffs, Alamii Biscuit, dan Alamii Honey Gummy, di e-commerce favorit Moms atau di toko offline terdekat. Pilih produk yang tepat untuk mendukung asupan gizi si kecil, kapan saja dan di mana saja!